Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau
bercocok tanam (crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising),
meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim
dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar
ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Bagian
terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup
pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah
Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari
sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan
sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun
2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar
44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan
domestik bruto.
Kelompok
ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya.
Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung,
seperti ilmu tanah, meteorologi, teknik pertanian, biokimia, dan statistika
juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari
pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya.
"Petani" adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,
sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku
budidaya hewan ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
Dukungan pada Sektor Pertanian di Indonesia -
Dukungan Irigasi
Kurang
lebih 18% dari penduduk di Indonesia bekerja di sektor pertanian, sebagian
besar dalam skala sangat kecil. Oleh karena 2/3 dari penduduk miskin di negara
ini bekerja di sektor pertanian, maka kemajuan di sektor pertanian berpengaruh
pada bangkitnya industri yang berhubungan dan pada akhirnya bermanfaat bagi
pengurangan kemiskinan.
Setelah
Indonesia berhasil mencapai swa sembada pangan pada tahun 1984, tidak ada
kemajuan ekonomi yang berarti sampai tahun 1997, peningkatan produksi juga
terutama dititikberatkan pada pangan selain beras. Setelah krisis yang melanda
Asia pada tahun 1998, harga pupuk dan obat-obatan pertanian melonjak tinggi,
ditambah lagi dengan paceklik dan bencana alam, dan lain-lain sangat
mempengaruhi produktifitas beras. Sampai saat sekarangpun stabilitas pengadaan
beras masih bermasalah, maka akhir-akhir ini timbul kembali kesadaran terhadap
pentingnya menjaga produktifitas beras.
Irigasi di pulau Sumbawa propinsi Nusa Tenggara
Barat
Irigasi di pulau Sumbawa propinsi Nusa Tenggara
Barat
Jepang,
melalui berbagai macam skemanya telah memberikan bantuan terhadap kemajuan di
sektor pertanian di Indonesia seperti pembenahan fondasi produksi pertanian,
tehnik produksi pertanian, strategi pertanian, penelitian dan pengembangan, dan
lain-lain. Oleh karena di Indonesia terdapat musim hujan dan kemarau, maka
ketersediaan air selama setahun menjadi hal yang krusial, pembenahan sistim
irigasi yang merupakan fondasi produksi pertanian, berpengaruh besar terhadap
naiknya produktifitas pertanian.
Bantuan
pembenahan sistim irigasi di Indonesia oleh Jepang, dilakukan melalui pinjaman
Yen. Sampai dengan tahun 2007, telah dilaksanakan 49 proyek pembenahan irigasi
dengan nilai bantuan sebesar 291,6 milyar Yen. Melalui proyek ini, irigasi pada
sawah seluas 370 ribu hektar telah berfungsi kembali. Bantuan ini dimulai pada
tahun 1970, melalui proyek perbaikan irigasi di delta sungai Brantas di
propinsi Jawa Timur, kemudian dilanjutkan dengan proyek kanalisasi sungai Ular
di propinsi Sumatera Utara(1971), berikutnya proyek Wai Jepara di propinsi
Lampung (1973), proyek sejenis ini banyak dilakukan di pulau Jawa dan Sumatera.
Memasuki era tahun 1980, dilaksanakan proyek irigasi di Riau Kanan, propinsi
Kalimantan Selatan (1984), proyek irigasi Langkeme di propinsi Sulawesi
Selatan(1985), dilanjutkan dengan proyek control irigasi skala kecil di
propinsi Nusa Tenggara Timur (1989), dan lain-lain.
Demikianlah,
diluar pulau Jawa dan Sumatrapun, proyek pembenahan irigasi ini telah
dilaksanakan. Saat ini, di pulau Jawa dan Sumatra, melalui skema pinjaman Yen,
sedang dilaksanakan proyek perbaikan dan pemeliharaan saluran irigasi yang
telah ada (Proyek rehabilitasi dan pemeliharaan), kemudian untuk wilayah timur
Indonesia seperti propinsi-propinsi di pulau Sulawesi, propinsi Nusa Tenggara
Barat, propinsi Nusa Tenggara Timur, dan lain-lain, sedang dilakukan pula
proyek pembangunan dan perbaikan fasilitas irigasi (Proyek manajemen irigasi
skala kecil).Fasilitas irigasi di Langkeme propinsi Sulawesi Selatan
Pada
proyek manajemen irigasi skala kecil, disamping pembenahan fasilitas irigasi,
dibuat juga koperasi yang mengatur aliran air agar dapat digunakan dengan lebih
efektif dan efisien, peningkatan kapabilitas pemerintah propinsi dan kabupaten,
dan juga penerapan teknik intensifikasi beras (SRI:System of Rice Intensification) proyek
yang dilaksanakan dengan kombinasi dari kegiatan ini berhasil meningkatkan
produktifitas pertanian dan juga penghasilan para petani. Di laporkan bahwa
koperasi penggunaan air yang bertugas menjaga fasilitas irigasi, berhasil
menjalankan organisasinya dan menghasilkan keuntungan, irigasinya juga
dipelihara dengan baik.
Dengan
memanfaatkan irigasi yang telah teratur sehingga pengairan dapat dilakukan
dengan sehemat mungkin (irigasi terpotong) SRI adalah sistim menanam dengan
menggunakan bibit padi lebih sedikit dari cara menanam biasa. Setelah dilakukan
perbandingan dengan wilayah yang menerapkan sistim penanaman biasa, penerapan
sistem SRI pada beberapa proyek percobaan telah membuktikan bahwa sistem SRI
dapat menaikkan produksi sebesar 84%, penggunaan air irigasi 40% lebih sedikit,
dengan biaya operasi 25% lebih rendah. Menurut survey terhadap petani yang
dilakukan di 5 propinsi yang menghasilkan keuntungan, didapat jawaban bahwa
setelah diterapkannya sistim ini, disamping produksi berasnya naik,
penghasilanpun bertambah, disamping itu, sebagian besar penghidupan petanipun
meningkat.
B. NILAI
TUKAR PETANI
§ PENGERTIAN
UMUM :
NTP merupakan indikator proxy
kesejahteraan petani
NTP merupakan perbandingan antara
Indeks harga yg diterima petani (It) dengan Indeks harga yg dibayar petani (Ib)
§ Arti
Angka NTP :
NTP > 100, berarti petani
mengalami surplus. Harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga
konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya.
NTP = 100, berarti petani mengalami
impas. Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase
kenaikan/penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani sama dengan
pengeluarannya.
NTP< 100, berarti petani mengalami
defisit. Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan
kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil dari
pengeluarannya.
§ Kegunaan
dan Manfaat
Dari Indeks Harga Yang Diterima
Petani (It), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dihasilkan
petani. Indeks ini digunakan juga sebagai data penunjang dalam penghitungan
pendapatan sektor pertanian.
Dari Indeks Harga Yang Dibayar
Petani (Ib), dapat dilihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi oleh
petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di pedesaan, serta
fluktuasi harga barang yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Perkembangan Ib juga dapat menggambarkan perkembangan inflasi di pedesaan.
NTP mempunyai kegunaan untuk mengukur
kemampuan tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani
dalam produksi dan konsumsi rumah tangga.
Angka NTP menunjukkan tingkat daya
saing produk pertanian dibandingkan dengan produk lain. Atas dasar ini upaya
produk spesialisasi dan peningkatan kualitas produk pertanian dapat dilakukan.
§ Cakupan
Komoditas
Sub Sektor Tanaman Pangan seperti:
padi, palawija
Sub Sektor Hortikultura seperti :
Sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias & tanaman obat-obatan
Sub Sektor Tanaman Perkebunan
Rakyat (TPR) seperti: kelapa, kopi robusta, cengkeh, tembakau, dan kapuk
odolan. Jumlah komoditas ini juga bervariasi antara daerah
Sub Sektor Peternakan seperti :
ternak besar (sapi, kerbau), ternak kecil (kambing, domba, babi, dll), unggas
(ayam, itik, dll), hasil-hasil ternak (susu sapi, telur, dll)
Sub Sektor Perikanan, baik
perikanan tangkap maupun perikanan budidaya.
C. INVESTASI
DI SEKTOR PERTANIAN
Sektor Pertanian menurut Kuznets
memiliki empat kontribusi penting bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
nasional, diantaranya :
§ Kontribusi
produk : penyediaan makanan bagi masyarakat, penyediaan bahan baku bagi
beberapa industri seperti industri makanan, minuman, dan industri tekstil.
§ Kontribusi
pasar : terbentuknya pasar untuk beberapa bahan industry dan makanan
§ Kontribusi
faktor produksi : menyebabkan turunnya peranan pertanian di pembangunan ekonomi
yang akan berpengaruh terhadap transfer surplus modal dari sektor pertanian ke
sektor lain.
§ Kontribusi
devisa : ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang menggantikan produk
impor akan menjadi sumber penting bagi surplus Neraca Perdagangan.
§ Kontribusi
Produk
Dalam sistem ekonomi terbuka,
kontribusi produk dari sektor pertanian dapat melalui pasar atau pun produksi dengan
sektor lain diluar sektor pertanian.
Dari segi pasar, Indonesia lebih di
dominasi oleh produk pertanian Import, seperti buah, beras , bahkan daging.
Sedangkan dari segi produksi,
beberapa industri kelapa sawit dan rotan di Indonesia mengalami kesulitan
mencari bahan baku karena sebagian besar bahan baku tersebut di jual ke luar
negeri dengan harga yang lebih tinggi.
§ Kontribusi
Pasar
Sektor pertanian turut berperan
dalam pertumbuhan pasar domestik produk non pertanian ,misalnya pengeluaran
petani untuk produk industri (pupuk, pestisida, dll) dan produk konsumsi
(makanan, pakaian).
Keberhasilan kontribusi pasar dari
sektor pertanian ke sektor non pertanian bergantung kepada pengaruh keterbukaan
ekonomi dan jenis teknologi sektor pertanian .
Keterbukaan ekonomi membuat produk
impor turut bersaing di pasar sektor non pertanian sehingga konsumsi yang
tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi di sektor non
pertanian. Selain itu, semakin modern teknologi yang digunakan oleh sektor
pertanian maka akan semakin tinggi juga demand produk industri non pertanian.
§ Kontribusi
Faktor Produksi
Tenaga kerja dan Modal merupakan
dua faktor produksi yang dapat dialihkan ke sektor lain tanpa mengurangi volume
produksi pertanian.
Di Indonesia hubungan investasi
antara sektor pertanian dan sektor non pertanian harus ditingkatkan agar dapat
mengurangi ketergantungan Indonesia pada pinjaman luar negeri. Untuk dapat
merealisasikan hal ini , harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual
ke sektor lain. hal ini juga tergantung kepada faktor penawaran yaitu
teknologi, infrastruktur dan sumber daya manusia dan juga faktor permintaan seperti nilai tukar produk
pertanian dan non pertanian baik di pasar domestik dan luar negeri. Petani juga
harus net savers, pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi.Tabungan
petani > investasi sektor pertanian.
§ Kontribusi
Devisa
Kontribusi devisa oleh sektor
pertanian secara langsung yaitu melaui ekspor produk pertanian dan mengurangi
impor. Sedangkan secara tidak langsung dapat melalui peningkatan ekspor dan
pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil, makanan, minuman,
dll.
Kontribusi produk dan kontribusi
devisa juga dapat mengalami kontradiksi ketika peningkatan ekspor produk
pertanian menyebabkan suplai dalam negari kurang dan disuplai dari produk
impor. Peningkatan eksporproduk pertanian berakibat negatif terhadap pasokan pasar dalam negeri. Untuk mencegah
hal tersebut terjadi harus diimbangi dengan peningkatan kapasitas produksi
serta peningkatan daya saing produk-produk pertanian.
D. KETERKAITAN
PERTANIAN DENGAN INDUSTRI MANUFAKTUR
Jika
mau berkaca dari negara yang telah lebih dahulu maju dibanding dengan
Indonesia, pada awalnya mereka (negara-negara maju) menitikberatkan pembangunan
perekonomian mereka pada sektor pertanian untuk kemudian dikembangkan dan
beralih perlahan-lahan menjadi sektor industri. Perubahan ini tidak berlangsung
secara tiba-tiba melainkan dengan serangkaian proses yang panjang dan tentunya
pertanian dijadikan sebagai pondasi, baik sebagai penyedia bahan baku maupun
modal untuk membangun industri. Berkaca pada krisis yang telah terjadi, proses
industrialisasi yang didengung-dengungkan pemerintah kurang mendapat moment
yang tepat. Pada akhirnya Indonesia yang direncanakan akan menjadi negara
industri-dalam waktu yang tidak lama lagi, tidak terwujud hingga saat sekarang
ini. Melihat kenyataan itu, sudah seharusnya kita memutarbalikkan kemudi
ekonomi untuk mundur selangkah merencanakan dan kemudian melaksanakan dengan
disiplin setiap proses yang terjadi. Yang terpenting yaitu harus dapat
dipastikan bahwa sektor pertanian mendapat prioritas dalam proses pembangunan
tersebut. Mengingat, sampai dengan saat ini negara-negara maju pun tidak dapat
meninggalkan sektor pertanian mereka, hingga kalau sekarang kita coba melihat sektor
pertanian sekelas negara maju, sektor pertanian mereka mendapat proteksi yang
besar dari negara dalam bentuk subsidi dan bantuan lainnya. Ada beberapa alasan
(yang dikemukakan oleh Dr.Tulus Tambunan dalam bukunya Perekonomian Indonesia)
kenapa sektor pertanian yang kuat sangat esensial dalam proses industrialisasi
di negara Indonesia, yakni sebagai berikut : 1.Sektor pertanian yang kuat
berarti ketahanan pangan terjamin dan ini merupakan salah satu prasyarat
penting agar proses industrialisasi pada khususnya dan pembangunan ekonomi pada
umumnya bisa berlangsung dengan baik. Ketahanan pangan berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin
kestabilan sosial dan politik. 2.Dari sisi permintaan agregat, pembangunan
sektor pertanian yang kuat membuat tingkat pendapatan rill per kapita disektor
tersebut tinggi yang merupakan salah satu sumber permintaan terhadap
barang-barang nonfood, khususnya manufaktur. Khususnya di Indonesia, dimana
sebagaina besar penduduk berada di pedesaan dan mempunyai sumber pendapatan langsung
maupun tidak langusng dari kegitan pertanian, jelas sektor ini merupakan motor
utama penggerak industrialisasi. 3.Dari sisi penawaran, sektor pertanian
merupakan salah satu sumber input bagi sektor industri yang mana Indonesia
memiliki keunggulan komparatif. 4.Masih dari sisi penawaran, pembangunan yang
baik disektor pertanian bisa menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini
bisa menjadi sumber investasi di sektor industri, khususnya industri berskala
kecil di pedesaan. Melihat hal itu, sangat penting untuk kita saling bersinergi
dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Pemerintah-dalam hal ini pemangku
kebijakan, membuat regulasi yang memiliki tujuan yang selaras dengan cita-cita
bersama, menganggarkan dana untuk pengembangan pertanian, memberikan
pengetahuan dengan jalan memberdayakan tenaga penyuluh pertanian agar dapat
membantu petani dengan maksimal, bank dalam hal ini penyedia dana publik dapat
lebih bersahabat dengan petani, agar keterbatasan dana dapat teratasi dengan
bantuan bank sebagai penyedia dana dengan bunga yang kecil, perguruan tinggi
sangat penting untuk mengadakan penelitian-penelitian yang masiv dan dapat
diaplikasikan langsung untuk meningkatkan produktivitas pertanian, swasta
diharapkan dapat menginvestasikan modal mereka untuk membuat pabrik-pabrik
pengolahan produk-produk pertanian kita sehingga ketika kita ingin
memasarkannya ke luar (ekspor) maka kita akan dapat menghasilkan pendapatan
lebih (karena nilai yang lebih tinggi) dan tentunya masyarakat (petani) sebagai
subjek dapat dengan benar-benar serius dalam menjalankan setiap program yang
diberikan pemerintah (dengan asums : program yang dibuat oleh pemerintah sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh petani)... Ketika hal ini berjalan dengan
baik, maka kita dapat meningkatkan produk-produk pertanian kita sejalan dengan
peningkatan industri manufaktur yang membutuhkan bahan baku yang kita produksi dari para
petani-petani kita. Maka dari itu, peningkatan pendapatan para petani akan
berkorelasi positif terhadap meningkatnya kesejahteraan petani dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Keterkaitan Pertanian dengan
Industri Manufaktur 15 Februari 2012 05:15:04 Diperbarui: 25 Juni 2015 19:37:55
Dibaca : 3,276 Komentar : 0 Nilai : 0 Jika mau berkaca dari negara yang telah
lebih dahulu maju dibanding dengan Indonesia, pada awalnya mereka
(negara-negara maju) menitikberatkan pembangunan perekonomian mereka pada
sektor pertanian untuk kemudian dikembangkan dan beralih perlahan-lahan menjadi
sektor industri. Perubahan ini tidak berlangsung secara tiba-tiba melainkan
dengan serangkaian proses yang panjang dan tentunya pertanian dijadikan sebagai
pondasi, baik sebagai penyedia bahan baku maupun modal untuk membangun
industri. Berkaca pada krisis yang telah terjadi, proses industrialisasi yang
didengung-dengungkan pemerintah kurang mendapat moment yang tepat. Pada akhirnya
Indonesia yang direncanakan akan menjadi negara industri-dalam waktu yang tidak
lama lagi, tidak terwujud hingga saat sekarang ini. Melihat kenyataan itu,
sudah seharusnya kita memutarbalikkan kemudi ekonomi untuk mundur selangkah
merencanakan dan kemudian melaksanakan dengan disiplin setiap proses yang
terjadi. Yang terpenting yaitu harus dapat dipastikan bahwa sektor pertanian
mendapat prioritas dalam proses pembangunan tersebut. Mengingat, sampai dengan
saat ini negara-negara maju pun tidak dapat meninggalkan sektor pertanian
mereka, hingga kalau sekarang kita coba melihat sektor pertanian sekelas negara
maju, sektor pertanian mereka mendapat proteksi yang besar dari negara dalam
bentuk subsidi dan bantuan lainnya. Ada beberapa alasan (yang dikemukakan oleh
Dr.Tulus Tambunan dalam bukunya Perekonomian Indonesia) kenapa sektor pertanian
yang kuat sangat esensial dalam proses industrialisasi di negara Indonesia,
yakni sebagai berikut : 1.Sektor pertanian yang kuat berarti ketahanan pangan
terjamin dan ini merupakan salah satu prasyarat penting agar proses
industrialisasi pada khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bisa
berlangsung dengan baik. Ketahanan pangan
berarti tidak ada kelaparan dan ini menjamin kestabilan sosial dan
politik. 2.Dari sisi permintaan agregat, pembangunan sektor pertanian yang kuat
membuat tingkat pendapatan rill per kapita disektor tersebut tinggi yang
merupakan salah satu sumber permintaan terhadap barang-barang nonfood,
khususnya manufaktur. Khususnya di Indonesia, dimana sebagaina besar penduduk
berada di pedesaan dan mempunyai sumber pendapatan langsung maupun tidak
langusng dari kegitan pertanian, jelas sektor ini merupakan motor utama
penggerak industrialisasi. 3.Dari sisi penawaran, sektor pertanian merupakan salah
satu sumber input bagi sektor industri yang mana Indonesia memiliki keunggulan
komparatif. 4.Masih dari sisi penawaran, pembangunan yang baik disektor
pertanian bisa menghasilkan surplus di sektor tersebut dan ini bisa menjadi
sumber investasi di sektor industri, khususnya industri berskala kecil di
pedesaan. Melihat hal itu, sangat penting untuk kita saling bersinergi dalam
meningkatkan produktivitas pertanian. Pemerintah-dalam hal ini pemangku
kebijakan, membuat regulasi yang memiliki tujuan yang selaras dengan cita-cita
bersama, menganggarkan dana untuk pengembangan pertanian, memberikan
pengetahuan dengan jalan memberdayakan tenaga penyuluh pertanian agar dapat
membantu petani dengan maksimal, bank dalam hal ini penyedia dana publik dapat
lebih bersahabat dengan petani, agar keterbatasan dana dapat teratasi dengan
bantuan bank sebagai penyedia dana dengan bunga yang kecil, perguruan tinggi
sangat penting untuk mengadakan penelitian-penelitian yang masiv dan dapat
diaplikasikan langsung untuk meningkatkan produktivitas pertanian, swasta
diharapkan dapat menginvestasikan modal mereka untuk membuat pabrik-pabrik
pengolahan produk-produk pertanian kita sehingga ketika kita ingin
memasarkannya ke luar (ekspor) maka kita akan dapat menghasilkan pendapatan lebih
(karena nilai yang lebih tinggi) dan tentunya masyarakat (petani) sebagai
subjek dapat dengan benar-benar serius dalam menjalankan setiap program yang
diberikan pemerintah (dengan asums : program yang dibuat oleh pemerintah sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan oleh petani)... Ketika hal ini berjalan dengan
baik, maka kita dapat meningkatkan produk-produk pertanian kita sejalan dengan
peningkatan industri manufaktur yang membutuhkan bahan baku yang kita produksi dari para
petani-petani kita. Maka dari itu, peningkatan pendapatan para petani akan
berkorelasi positif terhadap meningkatnya kesejahteraan petani dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/markus.simanjuntak/keterkaitan-pertanian-dengan-industri-manufaktur_550dfb65a33311a12dba7ef3
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/markus.simanjuntak/keterkaitan-pertanian-dengan-industri-manufaktur_550dfb65a33311a12dba7ef3
https://danielfery18.wordpress.com/agribisnis/teknologi-terkini-pertanian/pertanian/kontribusi-sektor-pertanian-bagi-pembangunan-ekonomi-di-indonesia/
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar