Minggu, 13 Maret 2016

SIAPKAH PEREKONOMIAN INDONESIA MENGHADAPI MEA?


Masyarakat  Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan suatu pasar bebas di bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja, yang bertjuan untuk meningkatkan stabilitas  perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN. Yang terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.

Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya saing ASEAN serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan warga ASEAN. Pada KTT selanjutnya yang berlangsung di Bali Oktober 2003, petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA pada tahun 2015 (nationalgeographic.co.id).

Karetreristik Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
·         Pasar tunggal dan basis produksi
·         Kawasan ekonomi yang berdaya saing tinggi
·         Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang adil; dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi global.
Ada beberapa dampak dari konsekuensi MEA, yakni dampak aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.

Dampak Positif MEA
Bagi Indonesia sendiri dengan adanya MEA maka sektor ekspor barang bisa dimaksimalkan. Hambatan perdagangan ke luar negeri yang selama ini masih terkendala bisa dikurangi dan memperbesar peluang ekspor produk dari Indonesia.

Tentu hal tersebut memiliki pengaruh dan keuntungan positif bagi Indonesia dalam hal pemasukan bagi negara maupun pekerjanya. Namun demikian, Indonesia perlu antisipatif dengan meningkatkan mutu dan daya saing agar tak tergeser oleh produk berkualitas dari negara-negara di Asia Tenggara lainnya.

MEA juga membawa keuntungan tersendiri pada iklim investasi di Indonesia. Investasi akan memuluskan pertumbuhan ekonomi dengan tingkat lapangan kerja yang meluas, akses ke dunia kerja, dan pengembangan SDM.

Untuk itu Indonesia harus responsif terhadap isu-isu dalam negeri dengan menjaga stabilitas ekonomi, keamanan, penegakan hukum, dan sebagainya. Semua sektor harus seimbang. Kerja sama antar elemen masyarakat sangat penting guna menghadapi zona bisnis dan perdagangan bebas MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Indonesia harus meningkatkan kualitas SDM warga dan tenaga kerjanya, menciptakan iklim investasi yang positif, dan menggiatkan pertumbuhan ekonomi lokal. Singapura, Thailand, dan Malaysia adalah kompetitor terhebat Indonesia di ajang MEA nantinya.

Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara dan merupakan pelopor berdirinya komunitas ASEAN Indonesia sangat diharapkan bisa memainkan peran penting dan sukses dalam perdagangan bebas MEA nantinya. Oleh karena itulah, dibutuhkan kualitas SDM yang cerdas, terampil, dan kompetitif.

Dampak negatif:

Disisi pengangguran Indonesia harus rela memberikan porsi lapangan kerja kepada bangsa lain, sedikit seperti hukum rimba ekonomi dan kesempatan kerja.
Terjangan produk dari negara ASEAN akan membanjiri pasar Indonesia disamping impor China yang menggurita.  Industri kecil yang masih bangkit akan mendapat tantangan persaingan barang produksi yang berharga murah dari luar.

Jadi apakah Indonesia siap mengahadapi MEA? dan apa dampak nya? Tidak begitu siap, karena ada beberapa hambatan Indonesia untuk menghadapi MEA.
Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga memengaruhi kelancaran arus barang dan jasa.
Ketiga, sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi.
Keempat, keterbatasan pasokan energi.
Kelima, lemahnya Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia.
Menjelang MEA yang sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastuktur, dan sektor industri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar