Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) merupakan suatu pasar bebas di
bidang permodalan, barang dan jasa, serta tenaga kerja, yang bertjuan untuk
meningkatkan stabilitas perekonomian dikawasan ASEAN, serta diharapkan
mampu mengatasi masalah-masalah dibidang ekonomi antar negara ASEAN.
Yang terdiri dari 10 Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja.
Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berawal dari
kesepakatan para pemimpin ASEAN dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pada Desember
1997 di Kuala Lumpur, Malaysia. Kesepakatan ini bertujuan meningkatkan daya
saing ASEAN serta bisa menyaingi Tiongkok dan India untuk menarik investasi
asing. Modal asing dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan
kesejahteraan warga ASEAN. Pada KTT selanjutnya yang berlangsung di Bali
Oktober 2003, petinggi ASEAN mendeklarasikan bahwa pembentukan MEA pada tahun
2015 (nationalgeographic.co.id).
Karetreristik Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA):
·
Pasar tunggal dan basis
produksi
·
Kawasan ekonomi yang
berdaya saing tinggi
·
Kawasan dengan
pembangunan ekonomi yang adil; dan kawasan yang terintegrasi ke dalam ekonomi
global.
Ada beberapa
dampak dari konsekuensi MEA, yakni dampak aliran bebas barang bagi
negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi,
dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
Tidak hanya dampak,
ada beberapa hambatan Indonesia untuk menghadapi MEA.
Pertama, mutu
pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari 2014 jumlah
pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta orang
atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia.
Kedua, ketersediaan
dan kualitas infrastuktur masih kurang sehingga memengaruhi kelancaran arus
barang dan jasa.
Ketiga, sektor
industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi.
Keempat,
keterbatasan pasokan energi.
Kelima, lemahnya
Indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk impor Tiongkok sudah
membanjiri Indonesia.
Menjelang MEA yang
sudah di depan mata, pemerintah Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan
langkah strategis dalam sektor tenaga kerja, sektor infrastuktur, dan sektor
industri.
Menurut saya adalah, kita sebagai warga negara yang baik, harus membantu pemerintah untuk menjadi warga negara yang berkualitas, agar tidak ketinggalan zaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar